Sunday 22 November 2015

MACAM EMOSI DALAM AL QUR'AN

BAB I
PENDAHULUAN

Kemarahan adalah ketegangan jiwa yang muncul akibat penolakan terhadap apa yang tidak diinginkan, atau bersikukuh dengan pendapat tertentu tanpa melihat kesalahan atau kebenarannya.
Secara psikologis dan medis, kemarahan merupakan suatu sikap emosional yang berdampak negatif pada jantung. Saat marah, terjadi perubahan fisiologis seperti meningkatnya hormon adrenalin yang akan memengaruhi kecepatan detak jantung dan menambah penggunaan oksigen. Kemarahan akan memaksa jantung memompakan darah lebih banyak sehinga bisa mengakibatkan tingginya tekanan darah. Akibatnya bisa fatal bila pemarah tersebut memiliki penyakit darah tinggi atau jantung.
Hasil penelitian modern menyimpulkan bahwa kemarahan berulang-ulang bisa memperpendek umur karena diserang berbagai penyakit kejiwaan dan penyakit jasmani. Di sini letak urgensinya larangan marah. Ketika seorang laki-laki datang kepada Rasul SAW lalu berkata, "Berilah aku nasihat." Rasul bersabda, "Jangan marah." Lelaki itu mengulangi permintaannya beberapa kali, tetapi beliau tetap menjawab, "Jangan marah." (HR al-Bukhari).
Dampak kemarahan akan semakin parah saat dalam keadaan berdiri, karena semua urat dan otot mengencang sehingga meningkatkan jumlah hormon adrenalin. Keadaan seperti ini bisa mengakibatkan penyakit kanker. Berbeda kalau dia duduk, maka adrenalin akan menurun.
Dan, apabila mengingat Allah lalu berlindung kepada-Nya dari kejahatan setan maka akan menghasilkan ketenteraman hati secara signifikan. "Bila salah seorang dari kamu marah dalam keadan berdiri hendalah duduk, bila kemarahan masih belum hilang hendaklah ia berbaring." (HR Ahmad).
Dalam ilmu jiwa, akar dari emosi adalah ketidakpuasan terhadap sesuatu. Saat berlindung kepada Allah dari setan berarti dia mengakui bahwa emosi adalah perbuatan setan, dan emosi bisa dihalau dengan cara meyakini bahwa kebaikan dan keburukan semua datang dari Allah dan dia harus selalu rida dengan ketentuan-Nya.
Saat Rasul SAW melihat seorang sedang marah besar beliau bersabda, "Aku akan ajarkan kalimat-kalimat kalau dia membacanya akan hilang kemarahannya. Kalau dia mengucapkan A'udzubillahi min as syaithoni ar rajiim pasti akan hilang amarahnya." (HR Bukhari dan Muslim).
Belakangan ini sering terjadi kerusuhan, tawuran, dan tindakan anarkis. Sudah pasti hal itu diawali emosi yang tidak terkendali. Orang kuat dalam Islam adalah orang yang mampu mengendalikan amarahnya. Agar tidak marah kita harus mengingat Allah yang selalu mengawasi kita dan bersikap toleran. Obat manjur ketegangan jiwa adalah sikap toleran.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Emosi
Dalam kehidupan banyak sekali permasalahan, dalam berita-berita banyak dikabarkan orang masuk bui hanya karena tidak dapat menahan emosi. Pemukulan, adu fisik dan bahkan pembunuhan. Alangkah sayangnnya permasalah itu timbul hanya karena masalah sepele dan emosi yang meluap-luap.
Beberapa kejadian buruk diakibatkan karena emosi, sungguhnya emosi sendiri itu apa? banyak pakar psikologi yang meguraikan emosi itu seperti apa, yaitu :
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
2.2. Macam-Macam Emosi
Emosi terbagi tiga yaitu emosi Positif, negatif, dan Zero yang merupakan keseimbangan antara dua emosi itu tadi. Seperti table di  bawah ini :
POSITIF
ZERO
NEGATIF
Senang
Bahagia
Susah
Cinta
Ikhlas
Benci
Gembira
Syukur
Sedih
Berani
Tenang
Takut
Sayang
Sabar
Marah
           
Mari kita bahas emosi positif dan negatif saja untuk emosi Zero kita bahas pada Bab selanjutnya tentang manajemen pengendalian Emosi :
a.         Senang dan susah
“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.”( QS: Al-Israa’:83)
Ayat diatas seperti penjelasan sebelumnya bila sifat manusia memiliki kecendrungan  salah satu sifat dengan yang lainnya lebih dominant akan mengakibatkan ketimpangan atau gangguan emosional yang cukup parah. Itulah sifat manusia bila mendapat kesenangan dia sombong, bila ditimpa kesusahan dia putus asa.
Timbul pertanyaan sebetulnya kesenangan dan kesusahan itu apa sih. Sebetulnya senang dan susah adalah masalah permainan pikiran atau persepsi kita. Kesenangan atau kesusahan adalah pikiran kita yang masih di belungggu oleh kacamata untung rugi, benar atau salah, baik dan buruk. Kita mengganggap itu sebuah kesenangan bila menguntungkan kita dan menganggap kesusahaan bila itu merugikan kita, Kita mengganggap itu sebuah kesenangan bila membenarkan  kita dan menganggap kesusahaan bila itu menyalahkan kita, Kita mengganggap itu sebuah kesenangan bila baik untuk kita dan menganggap kesusahaan bila itu buruk untuk kita.
Bila kita bisa melepaskan belenggu tadi itulah yang disebut dengan bahagia tadi. Sebab kadang persepsi kita tadi boleh jadi yang menurut kita baik belum tentu di mata Allah. yakinlah bahwa semua pemberian Allah baik menurut kaca Mata kita menguntungkan atau merugikan adalah kebaikan kita seperti dalam Firman Allah Surat Al-BAqarah ayat  216:
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Yakinlah kesenangan itu adalah sebuah ujian bagi kita dan kesusahaan itu adalah gemblengan buat kita supaya  hidup kita lebih baik. Seperti dalam Firmannya :
“ Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar[1031].”(QS:An-Nuur:11).
Kita harus paham bahwa hidup kita adalah untuk beribadah dalam arti semua tindakan atau amal-amal kita hanya semata-mata kepada Allah saja tanpa pamrih dan syarat apapun bukan untuk mencari kesenangan, kalau hidup kita hanya untuk mencari kesenangan, maka tuhan kita sudah berganti bukan Allah lagi melainkan sebuah kesenangan. Juga  yakinlah dan pahaminya bahwa hidup kita di dunia hanya sementara saja dan ada yang lebih baik dari sebuah kesenangan.
Seperti dalam Firman Allah Surat Al-An’aam 32
“ Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka[468]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
Ada ciri sesuatu itu adalah sebuah kesenangan yaitu sesuatu  yang di inginkan, bila yang diinginkan diperoleh dia senang dan bila tidak diperoleh dia merasa kesusahan. di inginkan. Jadi bisa disimpulkan bahwa kesenangan adalah sessuatu yang diinginkan . Untuk apa kesenangan yang dinginkan  itu bila sudah di peroleh :
1.         Untuk dinikmatinya
2.         Di ingat-ingat  
3.         Untuk diambil Manfaatnya
4.         Untuk diulanginya kembali
Kesenangan hidup didunia dalam Al-quran dalam surat Al-Imran ayat 14
  “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
“Dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya,(Qs:Ad-Dukhaan:44)
Ayat diatas menjelaskan  beberapa  kesenangan yang  di inginkan manusia adalah wanita/pria, anak dan harta yang banyak. Karena  ketiga kesenangan itulah  yang selalu ingin kita peroleh untuk dinikmati, diambil manfaatnya dan diulang-ulang kenikmmatinya bila ketiganya tidak kita peroleh maka kita akan merasa kesusahan..
  b.  Cinta dan benci
Dua kata ini dikenal tapi banyak orang tak memahami akan kedalaman esensi cinta itu. Cinta adalah salah satun emosi dasar manusia, cinta  adalah salah satu emosi dan dimana  emosi itu adalah sebuah perasaan . Cinta yang dibicarakan disini bukanlah cinta dalam arti yang hakiki karena cinta yang hakiki adalah milik Sang Pemilik Cinta itu sendiri yaitu Allah SWT. Tapi ada setets cinta yang benar yaitu cinta yang dilandasi ketulusan yang akan kita bahas pada bab manajemen pengendalian emosi.
Emosi cinta, apa yang dirasakan dan bentuknya   seperti apa sih cinta itu. sebenarnya   Cinta adalah perasaan senang dan ingin disenangkan cambur baur dengan perasaan memiliki dan ingin memiliki. Hal apa saja yang membuat manusia senang dan ingin dimilikinya, yaitu harta, anak, wanita, kekuasaan. Seperti firman Allah :  
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(QS:Al-Imran:14)
 “Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”(Al-Imran:26)
Perasaaan senang dan memiliki inilah yang disebut cinta . Contohnya cinta pada lawan jenis, merupakan perasaan ingin disenangkan oleh pasangan kita, dan pasangan kita adalah milik pribadi yang harus menyenangkan, pasangan yang tidak menyenangkan di benci, di musuhi dan dicemburui. Kitalah yang selalu benar, dan pasangan yang salah, merasa harus dipentingkan, dihargai, dan didahulukan dari apapun dan siapapun. Ketika pasangan kita memaksakan kehendak pada kita, sedangkan kita kalah daya dan kuasa maka orang lain lah yang disalahkan sehingga menimbulkan kebencian dan kesedihan.
Begitu pun kepada harta akan ada perasaan memiliki dan senang, karena dengan harta yang banyak, dia bisa mengambil manfaat dan membeli kesenangan-kesenangan, dan kesenangan adalah sesuatu yang enak-enak, baik benda hidup maupun mati, baik yang nyata maupun yang abstrak. Untuk itulah harta dicintai. Bersusah-payah untuk mencari harta, siang malam untuk mencarinya karena ada kesenganan dalam mendapatkan hartanya dan menghitung-hitungnnya. Setelah terkumpul banyak bisa dibanggabangakan.
Begitupun kekuasaan banyak dicari karena dengan “kekuasaan” kita bisa mengendalikan menguasai siapapun atau apapun. Kekuasaan di keluarga misalnya, kitalah yang harus dihargai, dihormati atau di puja, jadi ada kesenangan dibalik kekuasaan itu. Oleh sebab itu maka kekuasaan begitu dicintai manusia. bila tidak dapat maka timbulah rasa benci.
  c.  Sedih dan gembira
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu."(QS: Fushshilat:30)
Sedih dan gembira adalah kelanjutan dari emosi cinta dan Benci . Sedih adalah perasaan kehilangan atau perasaan tak memiliki apa-apa, sedangkan gembira adalah perasaan memiliki segalannya. Kesedihan adalah sesuatu yang hilang yang terjadi pada masa lalu, sedangkan takut adalah perasaan kehilangan sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Takut dan sedih inilah dalam ayat diatas menjadi tolak ukur keimanan seseorang seperti dijelaskan pada ayat diatas. Kehilangan ini refleksi dari terlalu mencintai sesuatu, dan sesuatu itu seperti pada ayat sebelumnya yaitu kecintaaan akan harta, anak, wanita(pasangan), dan kekuasaan. Dan perasaan kehilangan semua itu maka timbulah penyesalan , lalu munculah tangisan sebagai wujud refleksi dari kesedihan itu sendiri
Sedih sebetulnya adalah iba diri/ menangisi diri sendiri . Contohnya : kendaraan kita hilang di curi orang. Apa sebetulnya yang kita tangisi? Apakah kendaraan atau diri kita sendiri yang tak memiliki kendaraan lagi? Ditinggalkan pasangan atau disakiti pasangan, siapakah sebetulnya di tangisi? Apakah pasangan kita atau diri sendiri yang karena merasa kehilangan atau merasa teraniaya? Anak kita atau orang tua kita meninggal, siapakah yang kita tangisi? Apakah Orang tua kita atau anak kita? Ataukah  diri sendiri  yang merasa kehilangan?
Kesedihan dan kegembiraan adalah selalu datang silih berganti. Bergembira karena merasa memiliki segalannya. Begitu kepemilikan diambil timbulah kesedihan. Didapat lagi bergembira lagi, diambil lagi bersedih lagi. Itulah manusia.. Kesedihan  sebetulnya menunjukan kelemahan, sedangkan kelemahan adalah pilihan untuk selalu kalah, kalah menghadapi kenyataan dan kehidupan. Padahal sebetulnya harta dan anak adalah ujian. Yakinlah semua itu adalah ujian seperti Dalam Al-qur’an:  
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS:Al-Anfal:28)
  d.  Berani dan Takut
Takut adalah sebuah perasaan. Perasaan khawatir, cemas dan sesuatu yang akan terjadi di masa depan . Takut muncul karena kita tak memiliki kemampuan, kamampuan untuk menghadapi resiko  dan masalah. Takut karena kita terlalu mencintai, karena mungkin sesuatu yang kita cintai akan hilang dimasa depan. Keberanian adalah perasaan siap untuk menghadapi masa depan. Karena kita merasa memiliki kemampuan, kemampuan untuk menghadapi resiko dan masalah. Takut menimbulkan keberanian dan keberanian menimbulkan ketakutan. Takut dan berani adalah dua sisi mata uang sifat manusia. Bila muncul rasa takut dia putus asa, bila muncul berani dia akan takabur.
Ketakutan adalah permainan pikiran. Pikiran membayangkan Sesuatu   yang buruk yang akan terjadi. Karena kita tau mau kegagalan, tak mau menghadapi masalah, dan resiko padahal masalah, kegalalan dan adalah keniscayaan.
Takut juga karena kehilangan harta, anak, istri, dan kekuasaan. Keempat paktor inilah yang ditakutkan manusia dan manusia berani dengan berbagai cara untuk mendapatkannya.  
e.  Marah dan Sayang
Marah dan sayang adalah perasaan pengharapan sesuatu yang harus sesuai dengan apa yang di inginkan/harapkan . Marah timbul jika sesuatu tidak sesuai dengan harapan . Sayang timbul jika sesuatu sesuai dengan harapan . Kemarahan kepada apa? Kepada anak, harta,  pasangan dan karena kekuasaan.
Contohnya :
Pada anak kita kita harus selalu ditaati ,diprioritaskan, dihargai ,ditakuti ,di ikuti semua keinginan kita bila tidak di ikuti muncul kemarahan, bila di ikuti muncul rasa sayang. Padahal marah dan sayang ternyata ada pamrih dibalik itu tanpa disadari oleh kita.  Timbul pertanyaan pamrihnya apa  “ya ketaatan dan penghargaan itu tadi”.
Expresi marah tergantung situasi dan kondisi. Marah cendrung di ekpresikan kepada yang lebih lemah kepada kita. Contohnya orang tua kepada anaknya, atasan kepada bawahannya. Sedangkan kemarahan kepada orang yang lebih kuat  kita tahan. Karena kita takut bila expresikan akan berakibat buruk pada kita, biasanya diekpresikan dengan gunjingan, penahan emosi marah kepada yang lebih kuat  cendrung ditunjukan ketidaksukaan yang lama-lama muncul sifat dendam yang suatu waktu dapat meledak.
Ekpresi marah diekpresikan bisa Verbal bisa juga non Verbal. Orang marah bisa dilihat dari:
•           Suarannya meninggi
•           Perilaku fisik seperti melempar, memukul bahkan diam
•           Expresi muka cemberut, membuang muka dsb
•           Dirasakan pribadi muka merah, jantung berdetak kencang disertai nafas yang tersengal-sengal.
Begitupun ekpresi sayang bisa juga non Verbal. Orang sayang  bisa dilihat dari :
•           Suarannya merendah dan halus
•           Perilaku fisik seperti memeluk, mengusap, mengelus dsb
•           Expresi muka senyum dan penuh perhatian
 Ternyata sayang dan marah itu ada pamrih di baliknya yaitu yang halus sesuai apa yang diinginkan dan di harapkan . Contoh pada ayat di bawah ini :
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah”.(QS:An-Nahl:58)  
Pada ayat ini dijelaskan sesorang yang telalu berharap kelahiran anak laki-laki maka bila dia diberi anak perempuan di marah-marah. Bisa pada istrinya, keadaan, bahkan kepada Sang Pencipta.  
Contoh lain dalam hal pembagian Zakat:
“ Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah “ .(QS:At-Taubah:58)  
2.3. Permasalahan Seputar Emosi
Mengenai faktor atau punca tekanan emosi pula, terdapat pelbagai faktor yang menyebabkan remaja mengalami tekanan emosi. Adnan al-Sharif (1987: 86), menyatakan bahawa tekanan bukan sahaja wujud kerana dipengaruhi oleh gangguan mental dan emosi tetapi tekanan juga wujud apabila manusia merasa ketidaktenteraman jiwa atau jiwa yang berada dalam keadaan gelisah, keluh kesah, ketakutan, kecemasan dan was-was. Gangguan dan ketidaktenteraman jiwa itu pula, sama ada berpunca dari persekitaran luar mahu pun dalam diri manusia itu sendiri. Kasmini Kassim (1992: 26), Pakar Psikiatri Kanak-Kanak di Malaysia berpendapat bahawa, gangguan emosi yang sering berlaku di kalangan kanak-kanak dan remaja kebanyakannya disebabkan reaksi terhadap tekanan yang dialami oleh mereka. Manakala Uthman Najati (1992: 67), pula menjelaskan bahawa manusia menghadapi gangguan dan ketidaktenteraman jiwa atau emosi apabila berlakunya konflik psikis atau pertembungan antara dua jiwa manusia iaitu  jiwa yang beriman kepada Allah S.W.T dan jiwa yang menurut hawa nafsu. Keadaan jiwa manusia seperti ini dapat digambarkan dalam kisah anak Nabi Adam iaitu Qabil yang telah membunuh saudara kandungnya, Habil. Kisah ini terdapat dalam surah al-Maidah, 6: 27-30 . Dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang menceritakan tentang kisah-kisah manusia yang mengalami tekanan emosi dan faktor-faktor yang menyebabkan tekanan emosi. Contohnya dalam al-Quran ada menjelaskan bahawa manusia mengalami tekanan emosi adalah disebabkan faktor biologi atau fitrah kejadian manusia. Fitrah kejadian manusia yang terdiri daripada aktiviti sistem saraf dan unsur kimia boleh mempengaruhi perasaan, mental dan jasmani manusia.
Dalam hal ini, Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya dalam surah al- Anbiya’, 21: 37 dan surah al-Ma‘arij, 70: 19-22. Maksud: Manusia itu diciptakan bersifat tergesa-gesa. Nanti akan Kuperlihatkan kepada kamu keterangan-keteranganKu; sebab itu, janganlah kamu meminta kepadaKu supaya dicepatkan (Surah al-Anbiya’, 21: 37). Maksud: Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat gelisah. Apabila bahaya menyinggungnya, dia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan (kekayaan), amatlah kikirnya. Bukan begitu orang-orang yang mengerjakan sembahyang (Surah al-Ma‘arij, 70: 19-22).
Kedua-dua ayat ini menjelaskan bahawa Allah S.W.T telah mencipta manusia dalam keadaan memiliki sifat tergesa-gesa dan gelisah kerana pengaruh susunan sistem saraf badan yang sangat peka. Kepekaan itu diperlihatkan melalui emosi dan tingkah laku yang bertindak balas terhadap faktor dalaman dan luaran yang mempengaruhinya. Ibn Kathir (1970: 116) dalam mentafsirkan surah al-Ma‘arij, 70: 19-22, beliau menyatakan bahawa dalam ayat ini Allah menerangkan tabiat manusia yang memiliki sifat takut, kurang sabar, selalu berkeluh kesah. Jika ditimpa bencana dan mala petaka ia selalu mengeluh dan berputus asa, jika mendapat keuntungan atau kebaikan maka ia amat kikir, kedekut dan bakhil. Kecuali orang-orang yang tekun melakukan solat, khusyuk dan tenang dalam solatnya.
Dalam menjelaskan faktor yang menyebabkan tekanan emosi, Rohaty Majzub (1992: 90), seorang pakar psikologi perkembangan remaja di Malaysia, menyatakan bahawa remaja mengalami tekanan emosi yang memuncak disebabkan perubahan fisiologi dan psikologi yang berlaku ke atas diri mereka.
Perubahan yang pesat berhubung dengan kematangan seksual juga menyebabkan remaja tidak pasti tentang dirinya, keupayaan dan minatnya. Perubahan ketika zaman remaja, menyebabkan jangkaan dan aspirasi masyarakat terhadap golongan ini semakin tinggi. Keadaan ini menyebabkan remaja merasa lebih tertekan emosinya apabila mereka cuba memenuhi aspirasi diri mereka, aspirasi ibu bapa dan aspirasi masyarakat. Jika remaja gagal mencapai aspirasi-aspirasi ini, remaja akan mengalami kekecewaan.
Tekanan emosi boleh juga disebabkan oleh faktor luaran seperti factor persekitaran. Hubungan antara persekitaran dengan tekanan ialah bagaimana persekitaran yang melingkungi remaja boleh menyebabkan mereka tertekan seperti persekitaran yang terlalu padat dengan penduduk, pembangunan yang terlalu pesat, suasana masyarakat yang kurang baik dan suasana yang bising. Perbandaran yang terlalu pesat berlaku merupakan penyebab kepada tekanan. Peningkatan kos hidup dalam bandar menyebabkan individu berlumba-lumba meningkatkan pendapatan keluarga. Di samping itu, perbandaran juga menyebabkan individu banyak menghabiskan masa di jalan raya kerana kesesakan lalu lintas. Situasi ini memberi kesan kepada hubungan dalam keluarga terutama antara ibu bapa dan anak-anak. Ibu bapa tidak mempunyai masa yang banyak untuk berinteraksi dengan anak-anak, menyediakan masakan, bermain, mendidik dan berbual-bual dengan anak-anak. Keadaan begini menyebabkan anak-anak rasa terpinggir, kecewa dan tidak dipedulikan.
Sekiranya ia berlarutan dalam tempoh yang lama boleh menyebabkan tekanan emosi kepada anak-anak remaja (Parameshvara 1979: 3).
2.4. Sebab-Sebab Terjadinya Emosi
Sebab-sebab terjadinya emosi antara lain :
a)      Ketidak adilan, adanya ketidak adilan dikalangan keluarga atupun masyarakat, dapat memicu bangkitnya emosi seseorang
b)      Ketidak puasan, ketidak puasan seseorang terhadap seuatu akan menimbulkan emosi. Seperti dalamhal pembagian harta waris, berbedanya pembagian warisan dari orang tua dapat menimbulkan emosi.
c)      Penghinaan, emosi akan timbul apabila seseorang dihina oleh orang lain. Maka dari itu jangan lah sekali-kali menghina orang lain.
d)     Kurang dipercaya, karena kurang dipercaya oleh atasannya, maka seseorang akan merasa emosi.
e)      Situasi dan kondisi, situasi dan kondisi yang terjadi di sekitar kita dapat menimbulkan terjadinya emosi, seperti cuaca panas, hujan dan lain-lain. Serta situasi dan kondisi yang kurang tepat juga dapat menimbulkan terjadinya emosi, seperti apabila ada seseorang yang bertamu di waktu istirahat.
2.5. Cara Penanggulangan
Pengendalian emosi dapat dibagi kedalam beberapa model, salah satunya yaitu model Displacemen, yakni dengan cara mengalihkanatau menyalurkan ketegangan emosikepada objek lain. Salah satu langkah yang tepat dilakukan adalah mengalihkan (displacemen) emosi dengan cara :
a. Kataris
Adalah salah satu yang mengacu pada pelampiasan emosi atau membawanya keluar dari keadaan seseorang dan dalam banyak hal bermanfaat mengurangi agresi, ketakutan atau kecemasan.
b. Manajemen “anggur asam” (rasionalisasi)
Adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menunjuk proses pengalihan dari satu tujuan yang tidak tercapai kepada bentuk lain yang diciptakan didalam persepsi. Al-Qur’an memberikan indicator untuk melakukan rasionalisasi, yaitu dengan berasumsi bahwa kebaikan dating dari Allah, dan keburukan dari manusia sendiri dalam surat An-Nisa yang berbunyi :
Artinya : Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. dan ketetapan Allah pasti berlaku.
c. Dzikrullah
Merupakan salah satu model pengalihan dari masalah yang dihadapi dengan mengingat Allah dalam wujud kalimat Thayyibah, wirid, do’a, dan tilawatil-Qur’an. Hati akan tentram dalam menghadapi masalahatau ketika harap tidak terpenuhi. Dalam surat Ar-Ra’d ayat 28 yang berbunyi :
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
d. Bersyukur dan Sabar
Kehidupan yang membawa kesenangan (diharapkan dan di upayakan terjadi) harus disyukuri, sedangkan peristiwa yang terjadi tanpa diharapkan harus disikapi dengan sabar. Islam menawarkan jalan terbaik bagaimana emosi tidak terjadi berlarut-larut, karena tidak menutup kemungkinan bahwa sebuah peristiwa memancing emosi mayor dan di ikuti emosi minor sekaligus. Liku-liku kehidupan yang harus di ikuti dengan sabar, bisanya menimbulkan kesenangan, kebahagiaan, kepuasan dan semacamnya.
2.6. Perubahan-Perubahan Akibat Emosi
Mengenai tanda-tanda atau simptom tekanan pula, pernah dikaji oleh beberapa pengkaji seperti Muhammad Shah Burhan (1993), Kasmini Kassim (1992), Muhammad ‘Izzuddin Taufik (1998), Ainsah Omar (2001) dan Muhd Mansur Abdullah (1992). Tanda-tanda atau simptom tekanan boleh dikenal pasti ber-dasarkan tiga kategori tindak balas, iaitu fisiologi, psikologi dan tingkah laku.
1.      Dalam konteks dakwah Islamiah pula, pengkajian tentang tanda-tanda tekanan emosi boleh dikaji dalam al-Quran yang mengisahkan tentang kisah- kisah Nabi dan umat terdahulu. Misalnya, kisah yang diceritakan dalam surah Yusuf, 12 dan surah Maryam, 19 banyak memaparkan persoalan psikologi manusia termasuk hal yang berkaitan dengan tekanan. Selain daripada al-Quran, buku-buku sirah Rasul yang banyak menulis tentang sejarah dan peristiwa- peristiwa yang dilalui dalam penyebaran Islam, boleh juga dilihat dari aspek psikologi.
2.      Tindak balas fisiologi terhadap tekanan ialah menimbulkan simptom- simptom kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi dan tahap kolesterol dan gastrousus seperti sakit perut, cirit-birit, sembelit, loya dan ulser perut. Rangsangan emosi akibat tekanan boleh menyebabkan pembebasan hormone katekolamin dan asid urik (Fatimahwati Halim 2002: 312).
3.      Orang yang mengalami tekanan emosi sering menghadapi masalah dari segi kesihatan. Mereka akan mengalami sakit kepala, lenguh-lenguh badan, letih dan sesak nafas. Kajian yang dibuat oleh Muhammad Shah bin Burhan (1993: 57) mengenai tanda-tanda remaja mengalami tekanan dari sudut fisiologi ialah remaja yang sering mengalami masalah kesihatan seperti sakit perut, sakit kepala dan bisa-bisa seluruh badan. Tanda-tanda fizikal yang lain menurut kajian ini ialah kaki dan tangan kerap berpeluh, cepat berasa letih dan tidak bermaya, tidak nyenyak tidur, berat badan yang menyusut atau berat badan naik mendadak, berasa sesak nafas dan tangan sering menggeletar.
4.      Tanda-tanda tekanan seperti ini pernah dialami oleh Rasulullah (s.a.w) yaitu, ketika menerima wahyu yang pertama di dalam Gua Hira’. Dipaparkan bahawa keadaan Nabi Muhammad (s.a.w) ketika itu dalam keadaan tertekan kerana ketakutan yang amat sangat sehingga seluruh badannya gementar dan menggigil, jantungnya berdenyut dan hatinya berdebar-debar. Tubuhnya menggigil seperti orang demam. (Muhammad Hussain Haekal 1989: 80).
Hasil kajian di atas menyamai tanda-tanda yang dikemukakan oleh Kasmini Kassim (1992: 31) dalam bukunya Psikiatri Kanak-Kanak, iaitu, rasa loya, sakit perut, cirit-birit, muntah, pening kepala, mulut rasa kering, degupan jantung semakin cepat, tapak tangan seram sejuk, berpeluh, kerap kencing dan rasa hendak pitam.





















BAB III
KESIMPULAN

Kajian ini mendapati secara keseluruhannya remaja ada mengalami tekanan emosi. Ini berdasarkan kepada dapatan kajian, iaitu hampir semua responden pernah mengalami simptom-simptom tekanan. Simptom-simptom dari aspek psikologi adalah yang paling banyak dialami oleh remaja. Kajian dari aspek faktor tekanan, didapati setiap faktor menyumbang kepada tekanan, tetapi factor utamanya adalah faktor keluarga. Ini menunjukkan bahawa, remaja akan mengalami tekanan sekiranya mempunyai situasi keluarga yang tidak stabil dan tidak harmoni. Manakala dari aspek cara-cara remaja menangani tekanan pula, kajian ini mendapati, remaja masih menggunakan cara-cara yang positif dalam menangani tekanan.
Sebagai satu strategi dakwah jangka panjang, usaha yang sistematik perlu untuk membentuk kekuatan remaja dari segi mental, emosi, rohani, fizikal, motivasi, nilai, sahsiah dan semangat remaja sebagaimana acuan yang dikehendaki agama dan negara. Tekanan emosi tidak boleh diselesaikan dengan langkah ad hoc. Ia memerlukan satu strategi dakwah yang berhikmah, terancang dan tersusun. Ini kerana tekanan emosi wujud dari dalam diri remaja dari segi jiwa yang tidak tenteram kerana keadaan keluarga yang tidak stabil dan harmoni, kebosanan dengan  routine harian dalam dunia akademik, persekitaran yang tidak selesa dan kurang bimbingan, sokongan serta kumpulan contoh dalam menuju ke arah remaja yang cemerlang. Oleh itu, satu program dakwah yang bersepadu perlu dirancang untuk menangani tekanan emosi remaja. Program ini perlu melibatkan ibu bapa, organisasi dakwah, pihak sekolah, pemimpin remaja, pembuat dasar, pertubuhan bukan kerajaan dan agensi-agensi kerajaan. Perlaksanaan dakwah yang ingin dibuat perlu mengambil kira soal kesesuaian sasaran dakwah iaitu remaja serta kesesuaian dengan fungsi dan peranan organisasi yang diwakili.
Dalam kajian ini turut menyarankan dua bentuk sokongan yang boleh diberikan kepada remaja yang mengalami tekanan emosi. Pertama, sokongan sosial iaitu yang datang dari keluarga khususnya ibu bapa, pendakwah, guru, kaunselor dan ahli masyarakat. Kedua, sokongan peribadi yang datang dari dalam diri remaja itu sendiri untuk menangani tekanan. Pendekatan dakwah yang boleh digunakan dalam memberikan sokongan sosial ialah melalui bimbingan dan kaunseling, penasihatan, contoh teladan yang baik, perhatian dan kasih sayang serta motivasi. Sokongan peribadi pula boleh menggunakan pendekatan tazkiyah al-nafs dan remaja berusaha membentuk sahsiah dan akhlak yang baik.









DAFTAR PUSTAKA

Adnan al-Sharif. 1987. Min ‘ilm al-nafs al-Qur’an. Beirut: Dar al-‘Ilm Lil Malayin.
Ahmad Atory Hussain. 2004. Pengantar Statistik. Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn. Bhd.
Ahmad Ghalwash. t. th. al-Da‘wah al-Islamiyah. Qa -hirah: Dar al-Kitab al-Misr.
Psikologi PSIMA 2, Yahaya Mahamood & et al (ed.). Bangi: Jabatan Psikologi UKM.
Habibah Elias & Noran Fauziah Yaakub. 1997. Psikologi personaliti. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Hamdan Mohd Ali. 2002. “Meredakan Stress Melalui Sukan. Dalam Pasca Sidang
Seminar Psikologi-PSIMA 2, Yahaya Mahamood & et al (ed.). Bangi: Jabatan Psikologi UKM.

No comments:

Post a Comment