BAB I
PENDAHULUAN
Kemarahan
adalah ketegangan jiwa yang muncul akibat penolakan terhadap apa yang tidak
diinginkan, atau bersikukuh dengan pendapat tertentu tanpa melihat kesalahan
atau kebenarannya.
Secara
psikologis dan medis, kemarahan merupakan suatu sikap emosional yang berdampak
negatif pada jantung. Saat marah, terjadi perubahan fisiologis seperti
meningkatnya hormon adrenalin yang akan memengaruhi kecepatan detak jantung dan
menambah penggunaan oksigen. Kemarahan akan memaksa jantung memompakan darah
lebih banyak sehinga bisa mengakibatkan tingginya tekanan darah. Akibatnya bisa
fatal bila pemarah tersebut memiliki penyakit darah tinggi atau jantung.
Hasil
penelitian modern menyimpulkan bahwa kemarahan berulang-ulang bisa memperpendek
umur karena diserang berbagai penyakit kejiwaan dan penyakit jasmani. Di sini
letak urgensinya larangan marah. Ketika seorang laki-laki datang kepada Rasul
SAW lalu berkata, "Berilah aku nasihat." Rasul bersabda, "Jangan
marah." Lelaki itu mengulangi permintaannya beberapa kali, tetapi beliau
tetap menjawab, "Jangan marah." (HR al-Bukhari).
Dampak
kemarahan akan semakin parah saat dalam keadaan berdiri, karena semua urat dan
otot mengencang sehingga meningkatkan jumlah hormon adrenalin. Keadaan seperti
ini bisa mengakibatkan penyakit kanker. Berbeda kalau dia duduk, maka adrenalin
akan menurun.
Dan,
apabila mengingat Allah lalu berlindung kepada-Nya dari kejahatan setan maka
akan menghasilkan ketenteraman hati secara signifikan. "Bila salah seorang
dari kamu marah dalam keadan berdiri hendalah duduk, bila kemarahan masih belum
hilang hendaklah ia berbaring." (HR Ahmad).
Dalam
ilmu jiwa, akar dari emosi adalah ketidakpuasan terhadap sesuatu. Saat
berlindung kepada Allah dari setan berarti dia mengakui bahwa emosi adalah perbuatan
setan, dan emosi bisa dihalau dengan cara meyakini bahwa kebaikan dan keburukan
semua datang dari Allah dan dia harus selalu rida dengan ketentuan-Nya.
Saat
Rasul SAW melihat seorang sedang marah besar beliau bersabda, "Aku akan
ajarkan kalimat-kalimat kalau dia membacanya akan hilang kemarahannya. Kalau
dia mengucapkan A'udzubillahi min as syaithoni ar rajiim pasti akan hilang
amarahnya." (HR Bukhari dan Muslim).
Belakangan
ini sering terjadi kerusuhan, tawuran, dan tindakan anarkis. Sudah pasti hal
itu diawali emosi yang tidak terkendali. Orang kuat dalam Islam adalah orang
yang mampu mengendalikan amarahnya. Agar tidak marah kita harus mengingat Allah
yang selalu mengawasi kita dan bersikap toleran. Obat manjur ketegangan jiwa
adalah sikap toleran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Emosi
Dalam kehidupan banyak sekali
permasalahan, dalam berita-berita banyak dikabarkan orang masuk bui hanya
karena tidak dapat menahan emosi. Pemukulan, adu fisik dan bahkan pembunuhan. Alangkah
sayangnnya permasalah itu timbul hanya karena masalah sepele dan emosi yang
meluap-luap.
Beberapa kejadian buruk diakibatkan
karena emosi, sungguhnya emosi sendiri itu apa? banyak pakar psikologi yang
meguraikan emosi itu seperti apa, yaitu :
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu
emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa
kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel
Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas,
suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan
reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh
emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara
fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku
menangis.
Emosi berkaitan
dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah
satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan
motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku
intensional manusia. (Prawitasari,1995)
2.2.
Macam-Macam Emosi
Emosi terbagi tiga yaitu emosi Positif,
negatif, dan Zero yang merupakan keseimbangan antara dua emosi itu tadi.
Seperti table di bawah ini :
POSITIF
|
ZERO
|
NEGATIF
|
Senang
|
Bahagia
|
Susah
|
Cinta
|
Ikhlas
|
Benci
|
Gembira
|
Syukur
|
Sedih
|
Berani
|
Tenang
|
Takut
|
Sayang
|
Sabar
|
Marah
|
Mari kita bahas emosi positif dan
negatif saja untuk emosi Zero kita bahas pada Bab selanjutnya tentang manajemen
pengendalian Emosi :
a. Senang dan susah
“Dan apabila
Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan
membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan
niscaya dia berputus asa.”( QS: Al-Israa’:83)
Ayat diatas seperti penjelasan
sebelumnya bila sifat manusia memiliki kecendrungan salah satu sifat
dengan yang lainnya lebih dominant akan mengakibatkan ketimpangan atau gangguan
emosional yang cukup parah. Itulah sifat manusia bila mendapat
kesenangan dia sombong, bila ditimpa kesusahan dia putus asa.
Timbul pertanyaan sebetulnya kesenangan
dan kesusahan itu apa sih. Sebetulnya senang dan susah adalah masalah permainan
pikiran atau persepsi kita. Kesenangan atau kesusahan adalah pikiran kita yang
masih di belungggu oleh kacamata untung rugi, benar atau salah, baik dan buruk.
Kita mengganggap itu sebuah kesenangan bila menguntungkan kita dan menganggap
kesusahaan bila itu merugikan kita, Kita mengganggap itu sebuah kesenangan bila
membenarkan kita dan menganggap kesusahaan bila itu menyalahkan kita,
Kita mengganggap itu sebuah kesenangan bila baik untuk kita dan menganggap
kesusahaan bila itu buruk untuk kita.
Bila kita bisa melepaskan belenggu tadi
itulah yang disebut dengan bahagia tadi. Sebab kadang persepsi kita tadi boleh
jadi yang menurut kita baik belum tentu di mata Allah. yakinlah bahwa semua
pemberian Allah baik menurut kaca Mata kita menguntungkan atau merugikan adalah
kebaikan kita seperti dalam Firman Allah Surat Al-BAqarah ayat 216:
“Diwajibkan atas kamu berperang,
padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.”
Yakinlah kesenangan itu adalah sebuah
ujian bagi kita dan kesusahaan itu adalah gemblengan buat kita supaya
hidup kita lebih baik. Seperti dalam Firmannya :
“
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan
kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan
ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari
dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian
yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang
besar[1031].”(QS:An-Nuur:11).
Kita harus paham bahwa hidup kita
adalah untuk beribadah dalam arti semua tindakan atau amal-amal kita hanya
semata-mata kepada Allah saja tanpa pamrih dan syarat apapun bukan untuk
mencari kesenangan, kalau hidup kita hanya untuk mencari kesenangan, maka tuhan
kita sudah berganti bukan Allah lagi melainkan sebuah kesenangan. Juga
yakinlah dan pahaminya bahwa hidup kita di dunia hanya sementara saja dan ada
yang lebih baik dari sebuah kesenangan.
Seperti dalam Firman Allah Surat
Al-An’aam 32
“ Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka[468]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
“ Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka[468]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
Ada ciri sesuatu itu adalah sebuah
kesenangan yaitu sesuatu yang di inginkan, bila yang diinginkan diperoleh
dia senang dan bila tidak diperoleh dia merasa kesusahan. di inginkan. Jadi
bisa disimpulkan bahwa kesenangan
adalah sessuatu yang diinginkan . Untuk apa kesenangan yang dinginkan
itu bila sudah di peroleh :
1.
Untuk dinikmatinya
2.
Di ingat-ingat
3.
Untuk diambil Manfaatnya
4.
Untuk diulanginya kembali
Kesenangan hidup didunia dalam Al-quran dalam surat Al-Imran ayat 14
“Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
“Dan
kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya,(Qs:Ad-Dukhaan:44)
Ayat diatas menjelaskan beberapa
kesenangan yang di inginkan manusia adalah wanita/pria, anak dan
harta yang banyak. Karena ketiga kesenangan itulah yang selalu
ingin kita peroleh untuk dinikmati, diambil manfaatnya dan diulang-ulang
kenikmmatinya bila ketiganya tidak kita peroleh maka kita akan merasa kesusahan..
b. Cinta dan benci
Dua kata ini dikenal tapi banyak orang
tak memahami akan kedalaman esensi cinta itu. Cinta adalah salah satun emosi
dasar manusia, cinta adalah salah satu emosi dan dimana emosi itu adalah sebuah perasaan .
Cinta yang dibicarakan disini bukanlah cinta dalam arti yang hakiki karena
cinta yang hakiki adalah milik Sang Pemilik Cinta itu sendiri yaitu Allah SWT.
Tapi ada setets cinta yang benar yaitu cinta yang dilandasi ketulusan yang akan
kita bahas pada bab manajemen pengendalian emosi.
Emosi cinta, apa yang dirasakan dan
bentuknya seperti apa sih cinta itu. sebenarnya Cinta adalah perasaan senang dan ingin
disenangkan cambur baur dengan perasaan memiliki dan ingin memiliki. Hal apa saja
yang membuat manusia senang dan ingin dimilikinya, yaitu harta, anak, wanita,
kekuasaan. Seperti firman Allah :
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).”(QS:Al-Imran:14)
“Katakanlah:
"Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau
kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang
yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”(Al-Imran:26)
Perasaaan senang dan memiliki inilah yang disebut cinta . Contohnya cinta pada lawan jenis, merupakan perasaan
ingin disenangkan oleh pasangan kita, dan pasangan kita adalah milik pribadi
yang harus menyenangkan, pasangan yang tidak menyenangkan di benci, di musuhi
dan dicemburui. Kitalah yang selalu benar, dan pasangan yang salah, merasa
harus dipentingkan, dihargai, dan didahulukan dari apapun dan siapapun. Ketika
pasangan kita memaksakan kehendak pada kita, sedangkan kita kalah daya dan
kuasa maka orang lain lah yang disalahkan sehingga menimbulkan kebencian dan
kesedihan.
Begitu pun kepada harta akan ada
perasaan memiliki dan senang, karena dengan harta yang banyak, dia bisa
mengambil manfaat dan membeli kesenangan-kesenangan, dan kesenangan adalah
sesuatu yang enak-enak, baik benda hidup maupun mati, baik yang nyata maupun
yang abstrak. Untuk itulah harta dicintai. Bersusah-payah untuk mencari harta,
siang malam untuk mencarinya karena ada kesenganan dalam mendapatkan hartanya
dan menghitung-hitungnnya. Setelah terkumpul banyak bisa dibanggabangakan.
Begitupun kekuasaan banyak dicari
karena dengan “kekuasaan” kita bisa mengendalikan menguasai siapapun atau
apapun. Kekuasaan di keluarga misalnya, kitalah yang harus dihargai, dihormati
atau di puja, jadi ada kesenangan dibalik kekuasaan itu. Oleh sebab itu maka
kekuasaan begitu dicintai manusia. bila tidak dapat maka timbulah rasa benci.
c. Sedih dan gembira
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,
maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu
takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang
telah dijanjikan Allah kepadamu."(QS: Fushshilat:30)
Sedih dan
gembira adalah kelanjutan dari emosi cinta dan Benci . Sedih adalah perasaan
kehilangan atau perasaan tak memiliki apa-apa, sedangkan gembira adalah perasaan
memiliki segalannya. Kesedihan adalah sesuatu yang hilang yang terjadi
pada masa lalu, sedangkan takut adalah perasaan kehilangan sesuatu yang akan
terjadi di masa depan. Takut dan sedih inilah dalam ayat diatas menjadi tolak
ukur keimanan seseorang seperti dijelaskan pada ayat diatas. Kehilangan ini
refleksi dari terlalu mencintai sesuatu, dan sesuatu itu seperti pada ayat
sebelumnya yaitu kecintaaan akan harta, anak, wanita(pasangan), dan kekuasaan.
Dan perasaan kehilangan semua itu maka timbulah penyesalan , lalu munculah
tangisan sebagai wujud refleksi dari kesedihan itu sendiri
Sedih sebetulnya
adalah iba diri/ menangisi diri
sendiri . Contohnya : kendaraan kita hilang di curi orang. Apa
sebetulnya yang kita tangisi? Apakah kendaraan atau diri kita sendiri yang tak
memiliki kendaraan lagi? Ditinggalkan pasangan atau disakiti pasangan, siapakah
sebetulnya di tangisi? Apakah pasangan kita atau diri sendiri yang karena
merasa kehilangan atau merasa teraniaya? Anak kita atau orang tua kita
meninggal, siapakah yang kita tangisi? Apakah Orang tua kita atau anak kita?
Ataukah diri sendiri yang merasa kehilangan?
Kesedihan dan kegembiraan adalah selalu
datang silih berganti. Bergembira karena merasa memiliki segalannya. Begitu
kepemilikan diambil timbulah kesedihan. Didapat lagi bergembira lagi, diambil
lagi bersedih lagi. Itulah manusia.. Kesedihan sebetulnya menunjukan
kelemahan, sedangkan kelemahan adalah pilihan untuk selalu kalah, kalah
menghadapi kenyataan dan kehidupan. Padahal sebetulnya harta dan anak adalah
ujian. Yakinlah semua itu adalah ujian seperti Dalam Al-qur’an:
“Dan
ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS:Al-Anfal:28)
d. Berani dan Takut
Takut adalah
sebuah perasaan. Perasaan khawatir, cemas dan
sesuatu yang akan terjadi di masa depan . Takut muncul
karena kita tak memiliki kemampuan, kamampuan untuk menghadapi resiko dan
masalah. Takut karena kita terlalu mencintai, karena mungkin sesuatu yang kita
cintai akan hilang dimasa depan. Keberanian adalah perasaan siap untuk
menghadapi masa depan. Karena kita merasa memiliki kemampuan, kemampuan untuk
menghadapi resiko dan masalah. Takut menimbulkan keberanian dan keberanian
menimbulkan ketakutan. Takut dan berani adalah dua sisi mata uang sifat
manusia. Bila muncul rasa takut dia putus asa, bila muncul berani
dia akan takabur.
Ketakutan adalah permainan pikiran.
Pikiran membayangkan Sesuatu yang buruk yang akan terjadi. Karena
kita tau mau kegagalan, tak mau menghadapi masalah, dan resiko padahal masalah,
kegalalan dan adalah keniscayaan.
Takut juga karena kehilangan harta,
anak, istri, dan kekuasaan. Keempat paktor inilah yang ditakutkan manusia dan
manusia berani dengan berbagai cara untuk mendapatkannya.
e. Marah dan Sayang
Marah dan
sayang adalah perasaan pengharapan sesuatu yang harus sesuai dengan apa yang di
inginkan/harapkan . Marah timbul jika sesuatu tidak sesuai dengan harapan . Sayang timbul jika sesuatu sesuai dengan
harapan . Kemarahan kepada apa? Kepada anak, harta, pasangan dan
karena kekuasaan.
Contohnya :
Pada anak kita kita harus selalu
ditaati ,diprioritaskan, dihargai ,ditakuti ,di ikuti semua keinginan kita bila
tidak di ikuti muncul kemarahan, bila di ikuti muncul rasa sayang. Padahal
marah dan sayang ternyata ada pamrih dibalik itu tanpa disadari oleh
kita. Timbul pertanyaan pamrihnya apa “ya ketaatan dan penghargaan itu tadi”.
Expresi marah tergantung situasi dan
kondisi. Marah cendrung di ekpresikan kepada yang lebih lemah kepada kita.
Contohnya orang tua kepada anaknya, atasan kepada bawahannya. Sedangkan
kemarahan kepada orang yang lebih kuat kita tahan. Karena kita takut bila
expresikan akan berakibat buruk pada kita, biasanya diekpresikan dengan
gunjingan, penahan emosi marah kepada yang lebih kuat cendrung ditunjukan
ketidaksukaan yang lama-lama muncul sifat dendam yang suatu waktu dapat
meledak.
Ekpresi marah diekpresikan bisa Verbal
bisa juga non Verbal. Orang marah bisa dilihat dari:
•
Suarannya meninggi
•
Perilaku fisik seperti melempar, memukul bahkan diam
•
Expresi muka cemberut, membuang muka dsb
•
Dirasakan pribadi muka merah, jantung berdetak kencang disertai nafas yang
tersengal-sengal.
Begitupun ekpresi sayang bisa juga non
Verbal. Orang sayang bisa dilihat dari :
•
Suarannya merendah dan halus
•
Perilaku fisik seperti memeluk, mengusap, mengelus dsb
•
Expresi muka senyum dan penuh perhatian
Ternyata sayang dan marah itu ada
pamrih di baliknya yaitu yang halus sesuai apa yang diinginkan dan di harapkan
. Contoh pada ayat di bawah ini :
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar
dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia
sangat marah”.(QS:An-Nahl:58)
Pada ayat ini dijelaskan sesorang yang
telalu berharap kelahiran anak laki-laki maka bila dia diberi anak perempuan di
marah-marah. Bisa pada istrinya, keadaan, bahkan kepada Sang Pencipta.
Contoh lain dalam hal pembagian
Zakat:
“
Dan di antara mereka ada orang yang
mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari
padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari
padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah “ .(QS:At-Taubah:58)
2.3.
Permasalahan Seputar Emosi
Mengenai
faktor atau punca tekanan emosi pula, terdapat pelbagai faktor yang menyebabkan
remaja mengalami tekanan emosi. Adnan al-Sharif (1987: 86), menyatakan bahawa
tekanan bukan sahaja wujud kerana dipengaruhi oleh gangguan mental dan emosi
tetapi tekanan juga wujud apabila manusia merasa ketidaktenteraman jiwa atau
jiwa yang berada dalam keadaan gelisah, keluh kesah, ketakutan, kecemasan dan
was-was. Gangguan dan ketidaktenteraman jiwa itu pula, sama ada berpunca dari persekitaran
luar mahu pun dalam diri manusia itu sendiri. Kasmini Kassim (1992: 26), Pakar
Psikiatri Kanak-Kanak di Malaysia berpendapat bahawa, gangguan emosi yang
sering berlaku di kalangan kanak-kanak dan remaja kebanyakannya disebabkan
reaksi terhadap tekanan yang dialami oleh mereka. Manakala Uthman Najati (1992:
67), pula menjelaskan bahawa manusia menghadapi gangguan dan ketidaktenteraman
jiwa atau emosi apabila berlakunya konflik psikis atau pertembungan antara dua
jiwa manusia iaitu jiwa yang beriman
kepada Allah S.W.T dan jiwa yang menurut hawa nafsu. Keadaan jiwa manusia
seperti ini dapat digambarkan dalam kisah anak Nabi Adam iaitu Qabil yang telah
membunuh saudara kandungnya, Habil. Kisah ini terdapat dalam surah al-Maidah,
6: 27-30 . Dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang menceritakan tentang
kisah-kisah manusia yang mengalami tekanan emosi dan faktor-faktor yang
menyebabkan tekanan emosi. Contohnya dalam al-Quran ada menjelaskan bahawa
manusia mengalami tekanan emosi adalah disebabkan faktor biologi atau fitrah
kejadian manusia. Fitrah kejadian manusia yang terdiri daripada aktiviti sistem
saraf dan unsur kimia boleh mempengaruhi perasaan, mental dan jasmani manusia.
Dalam
hal ini, Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya dalam surah al- Anbiya’, 21:
37 dan surah al-Ma‘arij, 70: 19-22. Maksud: Manusia itu diciptakan bersifat
tergesa-gesa. Nanti akan Kuperlihatkan kepada kamu keterangan-keteranganKu;
sebab itu, janganlah kamu meminta kepadaKu supaya dicepatkan (Surah al-Anbiya’,
21: 37). Maksud: Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat gelisah. Apabila
bahaya menyinggungnya, dia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan
(kekayaan), amatlah kikirnya. Bukan begitu orang-orang yang mengerjakan
sembahyang (Surah al-Ma‘arij, 70: 19-22).
Kedua-dua
ayat ini menjelaskan bahawa Allah S.W.T telah mencipta manusia dalam keadaan
memiliki sifat tergesa-gesa dan gelisah kerana pengaruh susunan sistem saraf
badan yang sangat peka. Kepekaan itu diperlihatkan melalui emosi dan tingkah
laku yang bertindak balas terhadap faktor dalaman dan luaran yang mempengaruhinya.
Ibn Kathir (1970: 116) dalam mentafsirkan surah al-Ma‘arij, 70: 19-22, beliau
menyatakan bahawa dalam ayat ini Allah menerangkan tabiat manusia yang memiliki
sifat takut, kurang sabar, selalu berkeluh kesah. Jika ditimpa bencana dan mala
petaka ia selalu mengeluh dan berputus asa, jika mendapat keuntungan atau
kebaikan maka ia amat kikir, kedekut dan bakhil. Kecuali orang-orang yang tekun
melakukan solat, khusyuk dan tenang dalam solatnya.
Dalam
menjelaskan faktor yang menyebabkan tekanan emosi, Rohaty Majzub (1992: 90),
seorang pakar psikologi perkembangan remaja di Malaysia, menyatakan bahawa
remaja mengalami tekanan emosi yang memuncak disebabkan perubahan fisiologi dan
psikologi yang berlaku ke atas diri mereka.
Perubahan
yang pesat berhubung dengan kematangan seksual juga menyebabkan remaja tidak
pasti tentang dirinya, keupayaan dan minatnya. Perubahan ketika zaman remaja,
menyebabkan jangkaan dan aspirasi masyarakat terhadap golongan ini semakin
tinggi. Keadaan ini menyebabkan remaja merasa lebih tertekan emosinya apabila
mereka cuba memenuhi aspirasi diri mereka, aspirasi ibu bapa dan aspirasi
masyarakat. Jika remaja gagal mencapai aspirasi-aspirasi ini, remaja akan
mengalami kekecewaan.
Tekanan
emosi boleh juga disebabkan oleh faktor luaran seperti factor persekitaran.
Hubungan antara persekitaran dengan tekanan ialah bagaimana persekitaran yang
melingkungi remaja boleh menyebabkan mereka tertekan seperti persekitaran yang
terlalu padat dengan penduduk, pembangunan yang terlalu pesat, suasana
masyarakat yang kurang baik dan suasana yang bising. Perbandaran yang terlalu
pesat berlaku merupakan penyebab kepada tekanan. Peningkatan kos hidup dalam
bandar menyebabkan individu berlumba-lumba meningkatkan pendapatan keluarga. Di
samping itu, perbandaran juga menyebabkan individu banyak menghabiskan masa di
jalan raya kerana kesesakan lalu lintas. Situasi ini memberi kesan kepada
hubungan dalam keluarga terutama antara ibu bapa dan anak-anak. Ibu bapa tidak
mempunyai masa yang banyak untuk berinteraksi dengan anak-anak, menyediakan
masakan, bermain, mendidik dan berbual-bual dengan anak-anak. Keadaan begini menyebabkan
anak-anak rasa terpinggir, kecewa dan tidak dipedulikan.
Sekiranya
ia berlarutan dalam tempoh yang lama boleh menyebabkan tekanan emosi kepada
anak-anak remaja (Parameshvara 1979: 3).
2.4.
Sebab-Sebab Terjadinya Emosi
Sebab-sebab
terjadinya emosi antara lain :
a) Ketidak
adilan, adanya ketidak adilan dikalangan keluarga atupun masyarakat, dapat
memicu bangkitnya emosi seseorang
b) Ketidak
puasan, ketidak puasan seseorang terhadap seuatu akan menimbulkan emosi.
Seperti dalamhal pembagian harta waris, berbedanya pembagian warisan dari orang
tua dapat menimbulkan emosi.
c) Penghinaan,
emosi akan timbul apabila seseorang dihina oleh orang lain. Maka dari itu
jangan lah sekali-kali menghina orang lain.
d) Kurang
dipercaya, karena kurang dipercaya oleh atasannya, maka seseorang akan merasa
emosi.
e) Situasi
dan kondisi, situasi dan kondisi yang terjadi di sekitar kita dapat menimbulkan
terjadinya emosi, seperti cuaca panas, hujan dan lain-lain. Serta situasi dan
kondisi yang kurang tepat juga dapat menimbulkan terjadinya emosi, seperti
apabila ada seseorang yang bertamu di waktu istirahat.
2.5.
Cara Penanggulangan
Pengendalian
emosi dapat dibagi kedalam beberapa model, salah satunya yaitu model
Displacemen, yakni dengan cara mengalihkanatau menyalurkan ketegangan
emosikepada objek lain. Salah satu langkah yang tepat dilakukan adalah
mengalihkan (displacemen) emosi dengan cara :
a.
Kataris
Adalah
salah satu yang mengacu pada pelampiasan emosi atau membawanya keluar dari
keadaan seseorang dan dalam banyak hal bermanfaat mengurangi agresi, ketakutan
atau kecemasan.
b.
Manajemen “anggur asam” (rasionalisasi)
Adalah
sebuah istilah yang digunakan untuk menunjuk proses pengalihan dari satu tujuan
yang tidak tercapai kepada bentuk lain yang diciptakan didalam persepsi.
Al-Qur’an memberikan indicator untuk melakukan rasionalisasi, yaitu dengan
berasumsi bahwa kebaikan dating dari Allah, dan keburukan dari manusia sendiri
dalam surat An-Nisa yang berbunyi :
Artinya : Hai orang-orang yang telah diberi Al
Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang
membenarkan kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami
putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki
orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. dan ketetapan Allah pasti
berlaku.
c.
Dzikrullah
Merupakan
salah satu model pengalihan dari masalah yang dihadapi dengan mengingat Allah
dalam wujud kalimat Thayyibah, wirid, do’a, dan tilawatil-Qur’an. Hati akan
tentram dalam menghadapi masalahatau ketika harap tidak terpenuhi. Dalam surat
Ar-Ra’d ayat 28 yang berbunyi :
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
d.
Bersyukur dan Sabar
Kehidupan
yang membawa kesenangan (diharapkan dan di upayakan terjadi) harus disyukuri,
sedangkan peristiwa yang terjadi tanpa diharapkan harus disikapi dengan sabar.
Islam menawarkan jalan terbaik bagaimana emosi tidak terjadi berlarut-larut,
karena tidak menutup kemungkinan bahwa sebuah peristiwa memancing emosi mayor
dan di ikuti emosi minor sekaligus. Liku-liku kehidupan yang harus di ikuti
dengan sabar, bisanya menimbulkan kesenangan, kebahagiaan, kepuasan dan
semacamnya.
2.6.
Perubahan-Perubahan Akibat Emosi
Mengenai
tanda-tanda atau simptom tekanan pula, pernah dikaji oleh beberapa pengkaji
seperti Muhammad Shah Burhan (1993), Kasmini Kassim (1992), Muhammad ‘Izzuddin
Taufik (1998), Ainsah Omar (2001) dan Muhd Mansur Abdullah (1992). Tanda-tanda
atau simptom tekanan boleh dikenal pasti ber-dasarkan tiga kategori tindak
balas, iaitu fisiologi, psikologi dan tingkah laku.
1. Dalam
konteks dakwah Islamiah pula, pengkajian tentang tanda-tanda tekanan emosi
boleh dikaji dalam al-Quran yang mengisahkan tentang kisah- kisah Nabi dan umat
terdahulu. Misalnya, kisah yang diceritakan dalam surah Yusuf, 12 dan surah
Maryam, 19 banyak memaparkan persoalan psikologi manusia termasuk hal yang
berkaitan dengan tekanan. Selain daripada al-Quran, buku-buku sirah Rasul yang
banyak menulis tentang sejarah dan peristiwa- peristiwa yang dilalui dalam
penyebaran Islam, boleh juga dilihat dari aspek psikologi.
2. Tindak
balas fisiologi terhadap tekanan ialah menimbulkan simptom- simptom
kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi dan tahap kolesterol dan gastrousus
seperti sakit perut, cirit-birit, sembelit, loya dan ulser perut. Rangsangan
emosi akibat tekanan boleh menyebabkan pembebasan hormone katekolamin dan asid
urik (Fatimahwati Halim 2002: 312).
3. Orang
yang mengalami tekanan emosi sering menghadapi masalah dari segi kesihatan.
Mereka akan mengalami sakit kepala, lenguh-lenguh badan, letih dan sesak nafas.
Kajian yang dibuat oleh Muhammad Shah bin Burhan (1993: 57) mengenai
tanda-tanda remaja mengalami tekanan dari sudut fisiologi ialah remaja yang
sering mengalami masalah kesihatan seperti sakit perut, sakit kepala dan
bisa-bisa seluruh badan. Tanda-tanda fizikal yang lain menurut kajian ini ialah
kaki dan tangan kerap berpeluh, cepat berasa letih dan tidak bermaya, tidak
nyenyak tidur, berat badan yang menyusut atau berat badan naik mendadak, berasa
sesak nafas dan tangan sering menggeletar.
4. Tanda-tanda
tekanan seperti ini pernah dialami oleh Rasulullah (s.a.w) yaitu, ketika
menerima wahyu yang pertama di dalam Gua Hira’. Dipaparkan bahawa keadaan Nabi
Muhammad (s.a.w) ketika itu dalam keadaan tertekan kerana ketakutan yang amat
sangat sehingga seluruh badannya gementar dan menggigil, jantungnya berdenyut
dan hatinya berdebar-debar. Tubuhnya menggigil seperti orang demam. (Muhammad
Hussain Haekal 1989: 80).
Hasil
kajian di atas menyamai tanda-tanda yang dikemukakan oleh Kasmini Kassim (1992:
31) dalam bukunya Psikiatri Kanak-Kanak, iaitu, rasa loya, sakit perut,
cirit-birit, muntah, pening kepala, mulut rasa kering, degupan jantung semakin
cepat, tapak tangan seram sejuk, berpeluh, kerap kencing dan rasa hendak pitam.
BAB
III
KESIMPULAN
Kajian
ini mendapati secara keseluruhannya remaja ada mengalami tekanan emosi. Ini
berdasarkan kepada dapatan kajian, iaitu hampir semua responden pernah
mengalami simptom-simptom tekanan. Simptom-simptom dari aspek psikologi adalah
yang paling banyak dialami oleh remaja. Kajian dari aspek faktor tekanan,
didapati setiap faktor menyumbang kepada tekanan, tetapi factor utamanya adalah
faktor keluarga. Ini menunjukkan bahawa, remaja akan mengalami tekanan
sekiranya mempunyai situasi keluarga yang tidak stabil dan tidak harmoni.
Manakala dari aspek cara-cara remaja menangani tekanan pula, kajian ini
mendapati, remaja masih menggunakan cara-cara yang positif dalam menangani
tekanan.
Sebagai
satu strategi dakwah jangka panjang, usaha yang sistematik perlu untuk
membentuk kekuatan remaja dari segi mental, emosi, rohani, fizikal, motivasi,
nilai, sahsiah dan semangat remaja sebagaimana acuan yang dikehendaki agama dan
negara. Tekanan emosi tidak boleh diselesaikan dengan langkah ad hoc. Ia
memerlukan satu strategi dakwah yang berhikmah, terancang dan tersusun. Ini
kerana tekanan emosi wujud dari dalam diri remaja dari segi jiwa yang tidak
tenteram kerana keadaan keluarga yang tidak stabil dan harmoni, kebosanan
dengan routine harian dalam dunia
akademik, persekitaran yang tidak selesa dan kurang bimbingan, sokongan serta
kumpulan contoh dalam menuju ke arah remaja yang cemerlang. Oleh itu, satu
program dakwah yang bersepadu perlu dirancang untuk menangani tekanan emosi
remaja. Program ini perlu melibatkan ibu bapa, organisasi dakwah, pihak
sekolah, pemimpin remaja, pembuat dasar, pertubuhan bukan kerajaan dan
agensi-agensi kerajaan. Perlaksanaan dakwah yang ingin dibuat perlu mengambil
kira soal kesesuaian sasaran dakwah iaitu remaja serta kesesuaian dengan fungsi
dan peranan organisasi yang diwakili.
Dalam
kajian ini turut menyarankan dua bentuk sokongan yang boleh diberikan kepada
remaja yang mengalami tekanan emosi. Pertama, sokongan sosial iaitu yang datang
dari keluarga khususnya ibu bapa, pendakwah, guru, kaunselor dan ahli
masyarakat. Kedua, sokongan peribadi yang datang dari dalam diri remaja itu
sendiri untuk menangani tekanan. Pendekatan dakwah yang boleh digunakan dalam
memberikan sokongan sosial ialah melalui bimbingan dan kaunseling, penasihatan,
contoh teladan yang baik, perhatian dan kasih sayang serta motivasi. Sokongan
peribadi pula boleh menggunakan pendekatan tazkiyah al-nafs dan remaja berusaha
membentuk sahsiah dan akhlak yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Adnan al-Sharif. 1987. Min ‘ilm al-nafs
al-Qur’an. Beirut: Dar al-‘Ilm Lil Malayin.
Ahmad Atory Hussain. 2004. Pengantar
Statistik. Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn. Bhd.
Ahmad Ghalwash. t. th. al-Da‘wah
al-Islamiyah. Qa -hirah: Dar al-Kitab al-Misr.
Psikologi PSIMA 2, Yahaya Mahamood &
et al (ed.). Bangi: Jabatan Psikologi UKM.
Habibah Elias & Noran Fauziah
Yaakub. 1997. Psikologi personaliti. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Hamdan Mohd Ali. 2002. “Meredakan Stress
Melalui Sukan. Dalam Pasca Sidang
Seminar Psikologi-PSIMA 2, Yahaya
Mahamood & et al (ed.). Bangi: Jabatan Psikologi UKM.
No comments:
Post a Comment