Saturday 23 April 2011

ASBAB AN-NUZUL


BAB I
PENDAHULUAN

Al-Qur’an bukanlah sebuah buku dalam pengertian umum, karena Ia tidak pernah di formulasikan, tetapi di wahyukan secara berangangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan situasi yang menuntunnya. Al-qur’an sendii sangat menyadari kenyataan ini sebagai sesuatu yang akan menimbulkan keusilan di kalangan pembantahnya (Q.S. Al-Furqan [25]: 32). Seperti yang di yakini sampai sekarang, pewahyuan al-qur’an secara total dan secara sekaligus itu tidak mungkin karena Al-Qur’an di turunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin secara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada.
Sebagian dari tugas untuk memahami pesan dari Al-Qur’an sebagai suatu kesatuan adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya. Latar bbelakang yang paling dekat adalah kegiatan dan perjuangan nabi yang berlangsung selama dua puluh tiga tahun di bawah bimbingan al-qur’an. Terhadap perjuangan nabi yang secara keseluruhan sedah terpapar dalam sunahnya, kita perlu memahaminya lingkungan pergaulan Arab pada masa awal penyebaran islam dalam konteks perspektif karena aktivitas Nabi berada didalamnya oleh karena itu adat istiadat lembaga-lembaga serta pandangan hidup bangsa arab pada umumnya perlu di pahami dalam konteks aktivitas nabi. Secara khusus, situasi Mekah pra-islam perlu di pahami secara mendalam. Apabila tidak memahami masalah ini, kita tidak akan dapat memahami pesan Al-Qur’an sebagai suatu keutuhan. Orang akan salah menangkap pesan-pesan al-qur’an secara utuh, jika hanya memahami bahasanya saja, tanpa memahami konteks historisnya. Untuk di pahami secara utuh, al-qur’an harus di cerna dalam konteks perjuangan nabi dan latar belakang perjuangannya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang berkenaan dengan al-qur’an menekankan pentingnya asbab an-nuzul (alasan pewahyuan).
BAB II
PENGERTIAN ASBAB AN-NUZUL

Ungkapan asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata asbab dan an-nuzul secara etimologi asbab an-nuzul adalah sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya sesuatu sedangkan secara terminologi para ulama banyak berpendapat diantaranya :
1.   Menurut Az-Zarqani
“hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta hubungan dengan turunnya ayat al-qur’an yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi”.
2.   Ash Shabuni
“Peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang di ajukan kepada nabi atau kejadian yang berurusan dengan agama”
3.   Mana’ Al-Qathan
ﻤﺎ ﻨﺯﻝ ﻗﺭﺍﻥ ﺒﺸﺄﻨﻪ ﻭﻗﺕ ﻗﻭﻋﻪ ﻜﺤﺎﺩﺜﺔ ﺍﻭ ﺴﺅﺍﻝ
Peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya al-qur’an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi,baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyan yang di ajukan kepada Nabi”.
Bentuk-bentuk peristiwa yang melatar belakangi turunnya Al-Qur’an itu sangat beragam, di antaranya konflik sosial, ketegangan suku Aus dan Khazraj kasus sahabat yang mengimani shalat dalam keadaan mabuk, dan pertanyaan-pertanyaan kepada Nabi baik berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat, sedang, atau yang akan terjadi. Persoalan mengenai apakah seluruh ayat al-qur’an memiliki asbab annuzul apa tidak ternyata telah menjadi bahan kontroversi diantara para ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak semua ayat al-qur’an memiliki asbab an-nuzul. Oleh karena itu ada ayat yang di turunkan tanpa adanya latar belakang dan ada yang di turunkan dengan adanya latar belakang.
   B.   CARA MENGETAHUI RIWAYAT ASBAB AN-NUZUL
Asbab an-nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Oleh karena itu tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya selain berdasarkan periwayatan yang benar dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung turunnya Al-Qur’an dengan demikian, seperti halnya periwayatan pada umumnya, di perlukan kehati-hatian dalam menerima riwayat yang berkaitan dengan asbab-an-nuzul. Dalam kitab asbab an-nuzulnya Al-Wahidi menyatakan “pembicaraan asbab an-nuzul harus berdasarkan riwayat dan mendengarnya dari mereka yang secara langsung menyaksikan peristiwa nuzul, dan bersungguh-sungguh dalam mencarinya”.
Dapat di ketahui bahwa para ulama salaf sangatlah keras dan ketat dalam menerima berbagai riwayat yang berkaitan dengan asbab an-nuzul keketatan mereka itu di titik beratkan pada seleksi pribadi si pembawa riwayat (para rawi), sumber riwayat (isnad) dan redaksi berita (matan). Bukti keketatan itu di perlihatkan oleh Ibnu Shirin ketika menceritrakan pengalamannya sendiri “ aku pernah bertanya kepada ubadah tentang sebuah ayat alqur’an tetapi ia menjawab : hendaklah engkau bertaqwa kepada Allah dan berbicaralah yang benar, orang-orang yang mengetahui di turunkannya ayat al-qur’an sudah tidak ada lagi”.
   C.   MACAM-MACAM ASBAB AN-NUZUL
1.   Dilihat dari sudut pandang redaksi yang di pergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul
Ada dua jenis redaksi yang di gunakan perawi dalam mengungkapkan riwayat asbab an-nuzul yaitu : sharih (jelas) dan muhtamilah (kemungkinan). Redaksi sharih artinya riwayat yang sudah jelas menunjukkan asbab- an-nuzul, biasanya terdapat kata adalah atau maka. Redaksi muhtamimah artinya riwayat yang belum jelas atau bersifat menduga (mungkin), biasanya terdapat kata berkenaan atau mungkin.
2.    Dilihat dari sudut pandang berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat atau berbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul
a.   Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat
tidak setiap ayat memiliki riwayat asbab an-nuzul dalam satu versi. Ada kalanya satu ayat mempunyai banyak versi. Tapi hal tersebut tiudak menjadi masalah selagi tidak mengandung kontradiksi. Terkadang variasi tersebut dalam bentuk redaksinya dan kualitasnya.
Untuk mengatasinya para ulama mengemukakan cara sebagai berikut
1).   Tidak mempermasalahkannya
Cara ini di tempuh jika asbab an-nuzul menggunakan redaksi muhtamimah, karena yang di maksud adalah tafsir bukan asbab an-nuzul
2).    Mengambil versi riwayat asbab an-nuzul yang menggunakan redaksi sharih
Cara ini di gunakan bila salah satu versi riwayat asbab an-nuzul itu tidak menggunakan redaksi sharih (jelas).
3).    Mengambil versi riwayat yang sahih (valid)
Cara ini di gunakan apabila seluruh riwayat itu menggunakan redaksi sharih (pasti), tetapi kualitas salah satunya tidak shahih
b.   Variasi ayat untuk satu sebab
terkadang satu kejadian dapat menjadi sebab bagi turunnya satu ayat atau lebih dalam Ulumul Qur’an hal ini di sebut dengan ta’addud Nazil Wa As-Sabab Al-Wahid
   D.   KAIDAH AL-IBRAH
Yaitu permasalahan telah terjadi pertanyaan kemudian satu ayat turun untuk memberikan jawaban atau penjelasannya, tetapi redaksi jawabannya menggunakan redaksi ‘amm (umum) hingga mempunyai cakupan yang lebih luas dan tidak terbatas. Pada kasus pertanyaan itu apakah di pahami dari lafad umumnya atukah khususnya. Para ulama berbeda pendapat di antaranya :
Menurut mayoritas ulama bahwa yang harus menjadi pertimbangan adalah keumuman lafad bukan kekhususan. Zamakhsyari al-Humazah [104] berkata bahwa surat ini di turunkan karena sebab khusus namun ancamannya berlaku umum.
Ibnu Taimiyah bahwa semuanya di pahami berlaku untuk umum. Ada juga ulama lain yang berpendapat bahwa ungkapan suatu lafad al-qur’an itu harus di pandang dari segi kekhususannya bukan dari segi keumumannya.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Walaupun redaksi pendefinisian di atas tentang asbab an-nuzul itu sedikit berbeda semuanya menyimpulkan bahwa yang di sebut asbab an-nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat al-qur’an, dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
B.   Rangkuman
a.   Pengertian Asbab An-nuzul
Secara bahasa adalah sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya sesuatu.
Secara istilah ulama banyak berpendapat :
1.      Az Zarqani “berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi”
2.      Ash Shabuni “berupa pertanyaan kepada Nabi baik mengenai peristiwa maupun agama”
3.      Manna Al-Qathan “berupa waktu dan pertanyaan kepada Nabi’
b.    Cara mengetahui riwayat asbab an-nuzul
Yaitu tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya selain berdasarkan periwayatan yang benar dari orang-orang yang melihat dan mendengar loangsung turunnya ayat al-Qur’an.
c.   Macam-macam Asbab an-Nuzul
1.   Dilihat dari sudut pandang redaksi yang di gunakan dalam riwayat asbab an-nuzul.
      a.  Sharih (jelas)
      b.  Muhtamimah (mungkin)
2.   Dilihat dari sudut pandang berbilangnya asbab an-nuzul
      a.  Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat
      b. Variasi ayat untuk satu sebab
d.  Kaidah Al Ibrah
Yaitu permasalahan memahami ayat dengan secara umum atau dengan secara khusus.

DAFTAR PUSTAKA

-          Anwar, Rasihon, Ulumul Qur’an, Pustaka Setia, Bandung, 2000
-          Qathan, Manna’, Al Raubahit fi Ulumul Qur’an, Mansyurat Al-ashr al-hadits, 1973
-          Zarkasy, Badr Ad Din Muhammad bin Abdillah Al, al Burhan fi Ulumul Qur’an, Dar Ihya Al Kitab Al-Arabiyah, Mesir, 1857

No comments:

Post a Comment