BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mungkin beberapa di antara
kita harus memakai kacamata agar dapat
melihat dengan baik. Orangtua kita mungkin juga berkacamata. Kacamata
adalah alat bantu bagi seseorang yang
memiliki kelainan pada matanya. Kacamata termasuk
alat optik. Sebenarnya, mata juga disebut sebagai
alat optik. Alat optik lain yang dapat kita
temui dalam kehidupan sehari‐hari adalah
kamera. Pernahkah kita menggunakan kamera untuk memotret sebuah
peristiwa? Dengan kamera, kita dapat memindahkan
keadaan nyata di sekitar kita ke
dalam lembaran film, lalu memperbanyaknya
dalam bentuk gambar di atas kertas. Gambar
hasil pemotretan akan persis sama dengan kenyataan. Selain
mata, kacamata, dan kamera, masih dapat
dijumpai berbagai alat optik lain.
Pembahasan tentang alat optik berhubungan
dengan cahaya, cermin, lensa, serta pembentukan bayangan akan
dibahas pada Bab selanjutnya.
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a) Untuk
memenuhi tugas Mata Pelajaran Fisika
sebagai salah satu syarat pembelajaran yang diajarkan.
b) Untuk
memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang
Fisika, khususnya tentang alat‐alat optik.
c) Untuk
menjadi acuan bagi penulis dalam
mengembangkan ketrampilan dan kemampuan menulis khususnya
penulisan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih
komponennya menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau
prisma.
Penerapan
alat optik dalam kehidupan sehari-hari di antaranya kamera untuk memotret
gambar, lup untuk melihat benda-benda agar terlihat lebih jelas/besar,
mikroskop untuk mengamati sel atau jaringan yang tidak dapat teramati dengan
mata telanjang.
2.1. Mata
Mata merupakan salah satu contoh alat optik, karena dalam
pemakaiannya mata membutuhkan berbagai benda-benda optik seperti lensa.
Kornea adalah bagian mata yang melindungi permukaan mata
dari kontak dengan udara luar.
Iris adalah selaput tipis yang berfungsi untuk mengatur
kebutuhan cahaya dalam pembentukan bayangan.
Lensa adalah bagian mata yang berfungsi untuk memfokuskan
bayangan pada retina.
Retina berfungsi sebagai layar dalam menangkap bayangan
benda, di tempat ini terdapat simpul-simpul syaraf optik.
Otot siliar berfungsi untuk mengatur daya akomodasi mata
2.1.1. Proses Pembentukan Bayangan Pada Retina
Cahaya dapat berasal langsung dari sumber cahaya atau
berasal dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang ada di sekeliling
kita. Cahaya masuk menembus kornea, terus melewati lensa mata, dan akhirnya
sampai ke retina. Bayangan benda jatuh tepat di bintik kuning, bersifat nyata,
terbalik, dan diperkecil. Bayangan itu merupakan rangsangan atau informasi yang
dibawa oleh syaraf penglihatan menuju pusat syaraf penglihatan di otak. Di
otak, rangsangan ditafsirkan dan barulah kemudian kita mendapat kesan melihat
benda.
Lensa mata mengatur penyesuaian terhadap jarak benda dengan
jalan mengatur cembung dan pipihnya lensa sehingga bayangan jatuh di retina.
Proses itu disebut berakomodasi. Apabila jarak benda sangat dekat, lensa akan
mencembung. Sebaliknya, apabila jarak benda jauh, lensa mata akan memipih.
Lensa mata dalam keadaan secembung-cembungnya, dikatakan berakomodasi maksimum. Sebaliknya, lensa mata dalam keadaan sepipih-pipihnya, dikatakan berakomodasi minimum atau tidak berakomodasi.
Lensa mata dalam keadaan secembung-cembungnya, dikatakan berakomodasi maksimum. Sebaliknya, lensa mata dalam keadaan sepipih-pipihnya, dikatakan berakomodasi minimum atau tidak berakomodasi.
2.1.2. Fungsi Setiap Bagian Mata
Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan
cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf
manusia.
Bagian-bagian tersebut adalah:
1. Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.
2.
Pupil dan Iris
Dari
kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang
masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi
ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil
dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris
inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.
3. Lensa
mata
Lensa
mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa
mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik
kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa
mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari
dekat), lensa mata akan menebal.
4.
Retina
Retina
adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina
yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.
5. Saraf optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.
2.1.3. Beberapa cacat mata
1. Rabun Jauh
(Miopi)
Yaitu mata tidak
dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas, disebut juga mata perpenglihatan
dekat (terang dekat/mata dekat). Penyebab terbiasa melihat sangat dekat
sehingga lensa mata terbiasa tebal. Miopi sering dialami oleh tukang arloji,
penjahit, orang yang suka baca buku (kutu buku) dan lain-lain. Untuk mata
normal (emetropi) melihat benda jauh dengan akomodasi yang sesuai, sehingga
bayangan jatuh tepat pada retina. Mata miopi melihat benda jauh bayangan jatuh
di depan retina, karena lensa mata terbiasa tebal. Mata miopi ditolong dengan
kacamata berlensa cekung (negatif).
2. Rabun Dekat
(Hipermetropi)
Tidak dapat melihat jelas benda dekat, disebut juga
mata perpenglihatan jauh (terang jauh/mata jauh). Rabun dekat mempunyai titik
dekat yang lebih jauh daripada jarak baca normal. Penyebab terbiasa melihat
sangat jauh sehingga lensa mata terbiasa pipih. Rabun dekat sering dialami oleh
penerbang (pilot), pelaut, sopir dan lain-lain. Rabun jauh ditolong dengan
kacamata berlensa cembung (positif).
3. Mata Tua (Presbiopi)
Adalah keadaan dimana mata tidak dapat melihat dengan
jelas benda-benda yang sangat jauh dan benda-benda pada jarak baca normal,
disebabkan daya akomodasi telah berkurang akibat lanjut usia (tua). Pada mata
tua titik dekat dan titik jauh keduanya telah bergeser. Mata tua diatasi atau
ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap (cembung dan cekung).
Pada kacamata dengan lensa rangkap, lensa negatif bekerja seperti lensa pada
kaca mata miopi, sedangkan lensa positif bekerja seperti halnya pada kacamata hipermetropi.
4.
Astigmatisme (Mata Silindris)
Disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan
bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya.
Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma
juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar
pada bidang horisontal. Astigmatisma ditolong / dibantu dengan kacamata
silindris.
2.1.4. Penggunaan Kaca Mata
Suatu
benda dapat terlihat jelas oleh mata jika bayangannya terletak tepat di retina
mata.
Berlaku
rumus 1/f = 1/s + 1/s’
dimana
f dapat berubah-ubah atau berakomodasi sesuai dengan rumus:
1/f
= [n2/n1 – 1] [ 1/R1 – 1/R2]
Tititk
Jauh (PR) :
titik terjauh yang masih dapat dilihat jelas dengan mata tidak berakomodasi.
Tititk
Dekat (PP) :
titik terdekat yang masih dapat dilihat jelas dengan mata berakomodasi
maksimum.
Mata
Normal seringkali diamsumsikan titik dekatnya 25 cm di depan mata (jarak baca)
den titik jauhnya di tak terhingga.
Rabun
Jauh (miop, mata dekat) ® PP = 2S dan PR < ¥
Dalam hal ini bayangan dari benda jatuh di depan retina. Agar benda terlihat jelas maka dipakai kacamata berlensa negatif (divergen/cekung).
Dalam hal ini bayangan dari benda jatuh di depan retina. Agar benda terlihat jelas maka dipakai kacamata berlensa negatif (divergen/cekung).
s = ¥
|
s’
= – PR
|
®
|
f
= – s’
|
Rabun
Dekat (hipermetrop, mata jauh) ® PP > 25 dan PR = ¥
Dalam hal ini bayangan dari benda jatuh di belakang retina. Agar benda terlihat jelas maka dipakai kacamata berlensa positif (konvergen/cembung).
Dalam hal ini bayangan dari benda jatuh di belakang retina. Agar benda terlihat jelas maka dipakai kacamata berlensa positif (konvergen/cembung).
s =
25
|
s’
= – PP
|
Mata
Tua (Presbiop) ® PP > 25 dan PR < ¥
Agar benda terlihat jelas maka dapat digunakan kacamata bifokal
(+ dan -)
Agar benda terlihat jelas maka dapat digunakan kacamata bifokal
(+ dan -)
2.2. Kamera
Kamera merupakan alat optik yang dapat memindahkan/mengambil
gambar dan menyimpannya dalam bentuk file, film maupun print-out. Kamera
menggunakan lensa positif dalam membentuk bayangan. Sifat bayangan yang
dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
a.
Bagian-bagian penting kamera
Bagian-bagian penting akmera antara
lain :
1. Diafragma
2. pengatur diafragma
3. ruang kedap cahaya (gelap)
4. pelat film
5. tombol pembuka/ penutup masukknya
cahaya
b.
Prinsip kerja kamera
Dengan mengarahkan lensa kamera pada benda yang akan
dipotret, anda akan dapat melihat melalui celah belakang kamera, apakah
bayangan sudah tepat atau belum. jika akomodasi lensa belum tepat sepenuhnya,
lensa dapat diputar maju atau mundur sampai didapatkan objek yang tepat.
Selanjutnya tombol ditekan, bersamaan dengan itu cahaya yang berasal dari
bayangan lensa akan masuk. Setelah cahaya merambat melalui ruang gelap maka
akan mengenai plat film. Ruang gelap harus rapat (tidak boleh ada kebocoran cahaya
selain lensa).Pelat film merupakan bahan khusu yang mengandung celluiloid dari
perak bromida sehingga sangat peka terhadap cahaya serta dapat membekas
(merekam).
Diafragma dapat diukur sesuai dengan cakupan cahaya yang
kita inginkan. Untuk mengetahui besarnya diafragma, biasanya digunakan
angka 3,5,6,8,11 dan seterusnya. Semakin besar angka yang ditunjukkan
maka lubang diafragma semakin kecil. Sifat bayangan yang terbentuk pada pelat
film adalah nyata dan terbalik sehingga sering disebut gambar negatif (negatif
film).Dengan proses laboratorium negatif film dapat dicuci cetak menjadi gambar
positif (diapositif).
2.3. Lup
Lup adalah alat optik yang memiliki fungsi untuk
memperbesar bayangan benda. Lensa yang digunakan adalah lensa cembung. Bayangan
yang dibentuk oleh lup memiliki sifat:maya, tegak, dan
diperbesar.
Ada dua cara bagaimana menggunakan
lup yaitu:
1. Dengan cara mata berakomodasi
maksimum
2. Dengan cara mata tidak berakomodasi
Pada mata berakomodasi maksimum
·
Si
= -PP = -Sn
·
Pebesaran
sudut atau perbesaran angular
Pada mata tak berakomodasi
·
Si
= -PR r
·
So
= f
Perbesaran sudut :
M = perbesaran sudut
PP = titik dekat mata dalam meter
f = Jarak fokus lup dalam
meter
2.3.1. Konsep Lup Sebagai Alat Optik
Lup (atau kaca pembesar), digunakan untuk memperbesar
sudut pandang. Untuk mendapatkan perbesaran maksimum benda diletakkan diruang I
(antara titik pusat optik dengan fokus f) sehingga bayangan di ruang IV didepan
lensa, semu/maya (sepihak dengan tempat benda) dan tegak.
Rumus Umum Perbesaran Sudut Lup
Rumus umum perbesaran sudut diturunkan lebih detail pada
ulasan berikut ini. Untuk mempermudah pemahamanmu, amati gambar di bawah.
Pada
gambar 1, benda dilihat secara langsung dari titik dekat mata normal.
N = titik dekat mata normal
θ = sudut antara mata dengan kedua ujung benda
h = tinggi benda.
θ = sudut antara mata dengan kedua ujung benda
h = tinggi benda.
Pada
gambar 2, benda dilihat melalui lup.
s = jarak antara benda dengan lensa
θ’ = sudut antara lup dengan kedua ujung benda
h = tinggi benda
θ’ = sudut antara lup dengan kedua ujung benda
h = tinggi benda
Jika sudut kecil maka tangen θ ≈ θ
θ = h / N
θ’ = h / s
θ’ = h / s
Rumus umum perbesaran sudut (M) lup
:
Keterangan : M = perbesaran sudut, N = titik dekat mata normal, s =
jarak antara benda dengan lup.
Ini adalah rumus umum perbesaran sudut lup. Disebut rumus
umum karena jarak antara benda dengan lup (s) tidak bernilai tertentu tetapi
bisa bernilai berapa saja.
Rumus Perbesaran Sudut Lup Ketika Mata Berakomodasi Minimum
Bagaimana jika ketika melihat benda menggunakan lup, mata
pengamat berakomodasi minimum ? Jika mata berakomodasi minimum maka jarak
bayangan adalah tak berhingga. Agar bayangan berjarak tak berhingga, jarak
antara benda dengan lup harus sama dengan jarak fokus lup (bandingkan
penjelasan pada topik lup atau kaca pembesar). Amati gambar di bawah.
Pada gambar 3, benda dilihat secara langsung dari titik
dekat mata normal.
N = titik dekat mata normal
θ = sudut antara mata dengan kedua ujung benda
h = tinggi benda.
θ = sudut antara mata dengan kedua ujung benda
h = tinggi benda.
Pada
gambar 4, benda dilihat melalui lup di mana mata pengamat berakomodasi minimum.
s = jarak antara benda dengan lensa
= f = panjang fokus lup
θ’ = sudut antara lup dengan kedua ujung benda
h = tinggi benda
θ’ = sudut antara lup dengan kedua ujung benda
h = tinggi benda
Jika sudut kecil maka tangen θ ≈ θ
Rumus perbesaran sudut (M) lup
ketika mata berakomodasi minimum :
Keterangan : M = perbesaran sudut, N = titik dekat mata normal, f =
jarak fokus lup.
Rumus Perbesaran Sudut Lup Ketika Mata Berakomodasi Maksimum
Bagaimana jika ketika melihat benda menggunakan lup, mata
pengamat berakomodasi maksimum ? Jika mata berakomodasi maksimum maka jarak
bayangan yang dihasilkan oleh lup sama dengan titik dekat mata normal. Bayangan
bersifat maya sehingga jarak bayangan (s’) bertanda negatif.
Ketika jarak bayangan (s’) sama dengan titik dekat mata normal (N) maka jarak benda(s) :
Ketika jarak bayangan (s’) sama dengan titik dekat mata normal (N) maka jarak benda(s) :
Jika sudut kecil maka tangen θ ≈ θ
Rumus perbesaran sudut (M) lup ketika mata berakomodasi maksimum :
Keterangan : M = perbesaran sudut, N = titik dekat mata normal, f =
jarak fokus lup.
2.4. Mikroskop
Sebuah mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung (lensa
positif). lensa yang dekat dengan objek (benda) dinamakan lensa objektif,
sedangkan lensa yang dekat mata dinamakan lensa okuler. Jarak fokus lensa
okuler lebih besar daripada jarak fokus lensa objektif. mikroskop dan
bagian-bagiannya pembentukan bayangan pada mikroskop
Objek yang ingin diamati diletakkan di depan lensa objektif
di antara titik Fob dan 2Fob. Bayangan yang
terbentuk oleh lensa objektif adalah I1 yang berada di
belakang lensa objektif dan di depan lensa okuler. Bayangan ini bersifat nyata,
terbalik, dan diperbesar. Bayangan I1 akan menjadi benda bagi
lensa okuler dan terletak di depan lensa okuler antara pusat optik O dan titik
fokus okuler Fok. Di sini lensa okuler akan berfungsi sebagai
lup dan akan terbentuk bayangan akhir I2 di depan lensa
okuler. Bayangan akhir I2 yang terbentuk bersifat maya, diperbesar,
dan terbalik terhadap objek semula.
Perbesaran yang dihasilkan mikroskop adalah gabungan dari
perbesaran lensa objektif dan perbesaran lensa okuler. Perbesaran lensa
objektif mikroskop adalah
Dimana Pob adalah perbesaran lensa
objektif, s’ob adalah jarak bayangan lensa objektif dan sob
adalah jarak objek di depan lensa objektif.
Adapun perbesaran lensa okuler mikroskop sama dengan
perbesaran lup, yaitu sebagai berikut.
untuk mata berakomodasi maksimum
untuk mata tidak berakomodasi
Dimana Pok adalah perbesaran lensa okuler,
sn adalah jarak titik dekat mata (untuk mata normal sn
= 25 cm), dan fok adalah jarak fokus lensa okuler.
Perbesaran total mikroskop adalah hasil kali perbesaran
lensa objektif dan perbesaran lensa okuler. Jadi,
P
= Pob × Pok
Hal-hal penting yang perlu diketahui berkaitan dengan
mikroskop:
(1)jarak antara lensa objektif dan lensa okuler disebut juga
panjang tabung (d). panjang tabung sama dengan penjumlahan jarak
bayangan yang dibentuk lensa objektif (s’ob) dengan jarak benda
(bayangan pertama) ke lensa okuler (sok).
d
= s’ob + sok
(2)menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum
berarti letak bayangan akhir berada di titik dekat mata di depan lensa okuler.
Jadi, dapat dituliskan
s’ok = −sn
(3)menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi
berarti jarak benda di depan lensa okuler (sok ) berada tepat
di titik fokus lensa okuler (fok). Jadi, dapat dituliskan
sok = fok
2.4.1. Prinsip Kerja Mikroskop
Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan
bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat
pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek
sehingga dapat memiliki nilai “apertura” yaitu suatu ukuran daya pisah suatu
lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu
menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang
terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan
berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif
berkisar antara 4 hingga 25 kali.
Lensa kondensor, adalah lensa yang
berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat
sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal.
Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat
menjadi satu dan pembesarannyapun akan kurang optimal.
Pembesaran mikroskop adalah hasil kali pembesaran lensa
objektif dan pembesaran lensa okuler, sehingga dirumuskan:
Karena lensa okuler mikroskop berfungsi seperti lup,
pembesaran mikroskop dirumuskan sebagai berikut:
Pembesaran Mikroskop pada saat mata berakomodasi
maksimum
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
Dengan ketentuan:
·
= Pembesaran mikroskop
·
Mob=
Pembesaran oleh lensa objektif
·
= Titik dekat mata
·
= Jarak fokus lensa okuler
·
= jarak bayangan oleh lensa objektif
·
= jarak benda di depan lensa
objektif
·
= jarak lensa objektif dan lensa okuler
Pembesaran
Mikroskop pada saat mata tidak berakomodasi
Agar
mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
Dengan
ketentuan:
·
= Pembesaran mikroskop
·
=
Pembesaran oleh lensa objektif
·
= Titik dekat mata
·
= Jarak fokus lensa okuler
·
= jarak bayangan oleh lensa objektif
·
= jarak benda di depan lensa
objektif
·
= jarak lensa objektif dan lensa okuler
2.5. Teropong
2.5.1. Prinsip Kerja Teropong
Teropng prisma teridiri atas 2 bagian lensa cembung
(Sebagian lensa okuler dan lensa objektif), dan juga sepasang dua prisma kaca
siku-siku sama kaki, Sepasang prisma yang diletakan saling berhadapan,
berfungsi untuk membelokan arah cahaya serta membalikan bayangan.
Bayangan yang berbentuk sifat objektif bersifat nyata, dan
diperkecil serta terbalik, bayangan ini dibalikan oleh sepasang prisma
siku-siku tadi, sehingga bayangan akhir terlihat maya, diperbesar, dan
tegak. perbesaran yang diperolah dengan memakai teropong prisma samadengan
teropong bumi.
Keuntungan praktis dari teropong prisma sama dengan teropong
bumi :
1. Menghasilkan bayangan yang terang,
karena berkas cahaya dipantulkan sempurna oleh bidang-bidang prisma.
2. Dapat dibuat sangat pendek sekalai,
Karena sinarnya bolak-balik 3x melalui jarak yang sama dan di pantulkan
sebanyak 4x oleh 2 prisma.
3. Daya stereoskopis dperbesar, 2mata
dapat melihat secara besamaan.
4. Dengan adanya prisma arah cahaya
yang telah dibalikan sehingga terlihat bayangan akhir bersifat maya, diperbesar
dan tegak.
2.5.2. Cara Kerja Teropong
Menurut fungsi dari teropong, Teropong dibagi menjadi 3
yaitu:
1. teropong
bumi
2. teropong
bintang
3. teropong
panggung
Prinsip utama pembentukan bayangan pada teropong adalah:
lensa obyektif membentuk bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler
berfungsi sebagai lup. Dengan demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan
cara berakomodasi maupun tidak berakomodasi tergantung dari posisi lensa
okulernya. Oleh karena itu jarak antara obyektif dan okuler dapat diubah-ubah.
Panjang teropong adalah jarak antara lensa obyektif dan lensa okulernya.
Teropong Bintang
Pembesaran Teropong Bintang pada
saat mata tidak berakomodasi
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan
lensa okuler dirumuskan:
Dengan ketentuan:
- = Jarak lensa objektif dan lensa okuler
- = Pembesaran teropong bintang
- = Jarak fokus lensa objektif
- = Jarak fokus lensa okuler
Pembesaran Teropong Bintang pada
saat mata berakomodasi maksimum
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan
lensa okuler dirumuskan:
Dengan ketentuan:
·
= Pembesaran teropong bintang
·
= Jarak fokus lensa objektif
·
= jarak benda di depan lensa okuler
Teropong Bumi
Pembesaran Teropong Bumi
Dengan ketentuan:
·
= Pembesaran teropong bumi
·
= Jarak fokus lensa objektif
·
= Jarak fokus lensa okuler
Jarak lensa objektif dan lensa okuler
Dengan ketentuan:
- = Jarak lensa objektif dan lensa okuler
- = Jarak fokus lensa objektif
- = Jarak fokus lensa pembalik
- = Jarak fokus lensa okuler
Prinsip/cara kerja teropong panggung : sinar sejajar
yang masuk ke lensa obyektif membentuk bayangan nyata tepat di titik fokus
obyektif. Bayangan ini akan berfungsi sebagai benda maya bagi lensa okuler. Dan
oleh lensa okuler akan dibentuk bayangan yang dapat dilihat oleh mata.
Pada pengamatan tanpa berakomodasi maka panjang teropong adalah
:
d = f (Ob) – f (Ok)
d =
panjang teropong dalam meter
f (Ob) = panjang fokus lensa obyektif dalam meter
f (Ob) = panjang fokus lensa obyektif dalam meter
f (Ok) =
panjang fokus lensa okuiler dalam meter
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Alat‐alat optik adalah alat‐alat yang salah
satu atau lebih komponennya menggunakan benda optik.
Misalnya, cermin, lensa, atau prisma. Alat optik
memanfaatkan prinsip pemantulan dan atau pembiasan
cahaya. Beberapa alat optik antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop,
proyektor, dan episkop.
3.2. Saran
Saran yang dapat penulis
sampaikan ialah agar pembaca dapat mengetahui
betapa pentingnya alat‐alat optik bagi kehidupan manusia.
No comments:
Post a Comment